Fakta unik ternyata ditemukan dalam pola sederetan angka. Setiap negara, bangsa, dan daerah pasti memiliki penyebutan sendiri untuk angka-angka dari satu, dua sampai dengan sepuluh.

Misalnya angka tiga kita menyebutnya di Indonesia, tapi di negara lain ada yang menyebutnya tri, three, san, tolu dan lain sebagainya.

Bahkan bila ada yang masih ingat angka-angka tersebut dalam bahasa daerah, maka terkadang ada angka yang penyebutannya sama dan ada pula yang berbeda dengan Bahasa Indonesia.

1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan

Ternyata setiap bilangan mempunyai saudara ditandai dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan mempunyai huruf awal, yaitu S, dan bila dijumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh.

angka

Begitu juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam. Berturut-turut sampai dengan angka Lima. Lima dijumlahkan dengan dirinya sendiri juga hasilnya sepuluh.

Tidak sampai disitu, ternyata huruf awalnya juga punya peranan penting terbentuknya bilangan itu. Misalnya Satu dan Sembilan sama-sama huruf awalnya adalah S yang secara kebetulan berada pada urutan 19 dalam alpabet. Bila angka satu dan sembilan dijumlahkan kemudian dibagi dua untuk mencari rata-ratanya maka hasilnya adalah 5. Bentuk angka 5 sangat identik dengan huruf S.

Kemudian Dua dan Delapan. Huruf awalnya adalah D yang urutan keempat. Bila delapan dibagi dua maka hasilnya adalah empat (pembenaran).

Selanjutnya Empat dan Enam. Huruf awalnya adalah E yang urutan kelima. Lima berada di antara Empat dan Enam (pembenaran lagi).

Sedangkan angka Lima, huruf awalnya adalah L. Dimana L digunakan untuk simbol angka lima puluh dalam perhitungan Romawi (pembenaranyang masih nyambung).

Lalu bagaimana dengan Tiga dan Tujuh? Ternyata susah cari pembenarannya. Ditambah, dikurang, dibagi dan dikali ternyata belum juga ketemu. Tiga dikali tujuh hasilnya 21, kurang satu angka dengan huruf T yang urutan ke 20. Tapi simbol V digunakan untuk menunjukkan angka tujuh dalam perhitungan Arabic. Dan V diurutan ke-22.

Rahasianya, tidak pake matematika. Cukup ditulis saja di kertas kosong, kemudian pasti bisa ketemu hubungannya. Coba tulis huruf T kecil (t) di sebuah kertas. Kemudian putar kertasnya 180 derajat, maka Anda bisa lihat angka tujuh dengan jelas. Lalu bagaimana dengan angkatiga? Juga sama.

Tulis huruf T besar di kertas pake font Times New Roman kemudian putar 90 derajat ke kanan searah jarum jam. Anda pasti bisa melihat angkatiga dengan jelas. Tapi sedikit mancung (pembenaran yang juga dipakasakan sekali).

Pola unik ini mungkin hanya bisa ditemukan di Indonesia. Lalu bagaimana dengan di Malaysia yang juga memakai bahasa yang sama? Ternyata di Malaysia, angka 8 tidak disebut sebagai Delapan, tapi Lapan. Jadi pola ini hanya milik Indonesia.

Taked From: http://gugling.com/
Diposting oleh a real railfans
Kamis, 07 Januari 2010 di 06.01 | 0 komentar  
Di kedalaman hutan yang penuh cinta. Hiduplah seekor Merpati Putih yang berbulu indah, anggun, dan penuh kasih sayang.
Suatu saat Merpati ini jatuh cinta terhadap Mawar Putih. Indahnya bunga itu, membuat sang Merpati terpesona. Sang Merpati pun berusaha untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang Mawar. Tetapi Mawar itu menolak cintanya, berkali-kali si Merpati berusaha mengungkapkan perasaan cintanya terhadap Mawar Putih. Namun si Mawar Putih tetap menolaknya,
"Aku sama sekali tak mencintaimu!!" kata Mawar putih bosan.
"Bagaimanapun kau, aku akan tetap mencintaimu, cintaku ini benar-benar tulus" jawab sang Merpati.
Dengan sabar dan penuh harap, setiap hari sang Merpati datang ke tempat Mawar Putih untuk menyatakan perasaannya. Si Mawar Putih yang mulai kesal akhirnya berkata,
"Kalau kamu bisa merubah aku jadi Mawar Merah, maka aku akan menerima cintamu! Aku akan percaya bahwa cintamu itu benar-benar tulus!" kata si Mawar Putih.
Sang Merpati hanya diam, diam, dan diam. Dan akhirnya tanpa sepatah kata pun sang Merpati pergi meninggalkan Mawar Putih sendiri.
Keesokan harinya, saat matahari mulai tinggi, Mawar Putih terlihat sedang berjemur. Di kejauhan tampak seekor burung datang mendekat. Ternyata itu adalaH si Merpati dengan pisau yang dibawanya.
"Kenapa kamu kesini? Mau apa dengan pisau itu?" tanya Mawar Putih.
Merpati Putih hanya diam tak menjawab. Dia mulai meneteskan air mata dan berbisik,
"Aku tulus mencintaimu"
Mawar Putih bingung tak mengerti. Dengan air mata menetes, Sang Merpati mendekati Mawar Putih. Dia merentangkan sayap kanannya di atas kepala mawar putih. Kemudian, dengan sayap kirinya, dia mengambil pisau di paruhnya dan dia memotong sayap kanannya. Dia menjerit kesakitan. Darahnya mengucur deras membasahi seluruh tubuh Mawar Putih dan dalam sekejap dia berubah menjadi Mawar Merah.
Mawar Putih terkejuT! Dia akhirnya sadar, betapa besar dan tulusnya cinta dari Merpati Putih. Betapa besarnya pengorbanannya untuknya. Mawar Putih menangis. Dia lalu berkata kepada sang Merpati yang tengah sekarat.
"Maafkan aku, Merpati. Maaf. Aku betul-betul bodoh! Kini aku benar-benar yakin dengan cintamu. Maukah kau memaafkanku, dan hidup bersamaku?"
Namun……………… semuanya terlambat, yang ditanya tak menjawab. Karena sang Merpati telah MATI. Mati berkorban untuknya.
Mawar Putih menangis sejadi-jadinya. Dia merasa sangat sedih, dan berdosa. dengan sedih, dipeluklah tubuh Merpati yang tak bernyawa itu.



Gemericik hujan mulai turun, membasahi hutan yang semakin kelam membisu. Hutan menjadi saksi bisu tulusnya cinta sang Merpati. Jasad Merpati terkubur bersama cintanya kepada Mawar Putih, yang sekarang menjadi Mawar Merah. Dia rela mati demi membahagiakan siapa yang dicintainya. Sebuah cinta yang sudah tak bisa ditemukan lagi sekarang.

By: Haidar, arel's dad.
Diposting oleh a real railfans
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَ
بَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (QS. At-Taubah [9]:34)

1. Sebab musabbab bangkrutnya agama Kristen di Eropa continental dan Amerika serikat adalah:

a. penyelewengan-penyelewengan pejabat gereja, yaitu kehidupan mewah paus dan para uskup yang melebihi kemewahan para pangeran.
b. Rekrutmen pejabat gereja yang serba uang, sehingga banyak ruhaniwan yang tidak mampu memimpin ritual-ritual keagamaan yang harus menggunakan bahasa latin.


2. Memuncaknya takhayyul di tengah-tengah masyarakat, namun gereja tidak berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaan, justru memberikan justifikasi atau pembenaran demi mendapatkan penghasilan tambahan.

a. Penjualan dispensasi. Dispensasi diartikan sebagai pembebasan dari hukum gereja atau dari sumpah yang pernah diucapkan.
Contoh: Menurut hukum gereja, antar sepupu atau paman dengan keponakannya tidak boleh menikah. Namun diberi dispensasi jika membayar dalam jumlah tertenmtu.

b. Penjualan surat penebusan dosa.
Asal mulanya dosa tidak bisa ditebus dengan uang. Dosa bisa ditebus dengan sedekah, puasa atau berangkat perang salib. Paus Leo X, pada abad enam belas merubahnya menjadi paspor masuk sorga yang penjualannya bekerja sama dengan bankir dengan sistem komisin. Tentu saja para banker menipu orang-orang bodoh guna memperbanyak komisi.

c. Penjualan benda-benda keramat.
Masyarakat percaya bahwa benda-benda yang pernah dipergunakan Yesus, maryam dan para santo memiliki mukjizat yang bersifat melindungi siapa saja yang menyentuhnya atau mendekatinya. Menurut Erasmus gereja-gereja telah menjual kepada masyarakat tidak kurang dari satu kapal serpihan kayu salib Yesus, padahal kayu salib untuk Yesus hanya dua batang balok
. Lima kerangka tulang kering dari keledai yang pernah di naiki yesus, Pameran dua belas tulang kepala yahya sang pembaptis. Bulu-bulu dan telor dari Jibril.

d. Pembunuhan perempuan Cantik.
Di Eropa continental, tidak kurang 30000 perempuan cantik dihukum dengan sadis dalam satu tahun, karena dianggap sebagai tukang sihir (pengabdi setan)



ASAL USUL NATAL
Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Pada hari itu, banyak yang pergi ke gereja untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Selama masa Natal, mereka bertukar kado dan menghiasi rumah mereka dengan daun holly, mistletoe, dan pohon Natal.

SEJARAH DAN PERAYAAN NATAL DI MASA LALU

Kisah Natal berasal dari Injil Santo Lukas dan Santo Matius dalam Perjanjian Baru. Menurut Lukas, seorang malaikat memunculkan diri kepada para gembala di luar kota Betlehem dan mengabari mereka tentang lahirnya Yesus. Matius juga menceritakan bagaimana orang-orang bijak, yang disebut para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukkan kepada mereka di mana Yesus berada.

Masalah sinkretisme ajaran agama, dalam agama kristen lebih rumit dari pada agama yang lainnya. Catatan pertama peringatan hari Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perayaan orang kafir pagan pada saat itu. Sebagai bagian dari perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Di tahun 1100 Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa, di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan di tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya sesat karena mengikuti kebiasaan tanpa dasar praktik keagamaan kaum penyembah berhala.

Pada tahun 1600-an, peringatan Natal dilarang di Inggris dan banyak koloni Inggris di Amerika. Namun karena terkait dengan bisinis, yaitu kebiasaan masyarakat tukar-menukar kado, pada akhirnya kembali kepada kebiasaan semula. Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang dilakukan pada hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada sanak saudara dan teman-teman.

PERAYAAN KEAGAMAAN
Bagi kebanyakan orang Kristen, masa natal mulai pada hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal 30 November. Hari ini adalah hari raya Santo Andreas, salah satu dari keduabelas rasul Kristus. Hari Minggu tersebut disebut hari pertama masa Adven, yaitu masa 4 minggu saat umat Kristiani mempersiapkan perayaan Natal. Kata adven berarti datang, dan mengacu pada kedatangan Yesus pada hari Natal.

Untuk merayakan masa Adven, empat buah lilin, masing-masing melambangkan hari Minggu dalam masa Adven, diletakkan dalam suatu lingkaran daun-daunan. Pada hari Minggu pertama, keluarga menyalakan satu lilin dan bersatu dalam doa. Mereka mengulangi kegiatan ini setiap hari Minggu dalam masa Adven, dengan menambahkan satu lilin lagi setiap kalinya. Sebuah lilin merah besar yang melambangkan Yesus, ditambahkan pada lingkaran daun-daunan itu pada Hari Natal.

Untuk kebanyakan umat Kristiani, masa Adven memuncak pada Misa tengah malam atau peringatan keagamaan lain pada malam sebelum Natal (Malam Natal), tanggal 24 Desember. Gereja-gereja dihiasi dengan lilin, lampu, dan daun-daunan hijau dan bunga pointsettia. Kebanyakan gereja juga mengadakan perayaan pada hari Natal. Masa Natal berakhir pada hari Epifani, tanggal 6 Januari. Untuk gereja Kristen Barat, Epifani adalah datangnya para majus di hadirat bayi Yesus. Menurut umat Kristen Timur, hari tersebut adalah perayaan pembaptisan Kristus. Epifani jatuh 12 hari setelah hari Natal.



Menurut kisahnya, pada malam Natal, Santa Claus menaiki kereta salju penuh hadiah, ditarik oleh delapan ekor rusa kutub. Santa Claus lalu terbang menembus awan untuk mengantarkan hadiah-hadiah itu kepada anak-anak di seluruh dunia. Untuk mempersiapkan kunjungan Santa, anak-anak Amerika mendengarkan orangtuanya membacakan The Night Before Christmas (Malam Sebelum Natal) sebelum tidur pada Malam Natal. Puisi tersebut dikarang oleh Clement Moore di tahun 1832.

Dulu, anak-anak menggantungkan stoking atau kaus kaki besar di atas perapian. Santa turun dari cerobong asap dan meninggalkan permen dan hadiah-hadiah dalam kaus kaki itu untuk anak-anak. Kini, tradisi itu tetap diteruskan, namun kaus kakinya digantikan oleh tas kain merah berbentuk kaus kaki. Xmas juga secara tradisi merupakan saat untuk berhenti bertengkar. Hari Raya Natal (Pesta Natal) 25 Desember Hari ini merupakan hari libur keagamaan maupun sekuler. Umat Kristiani merayakan peringatan kelahiran Yesus dari Nazareth.


Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).

Lukas 2:1-8
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan.Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M = 579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibunda Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertugas ke sana, dan lahirlah Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37 SM - 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur’an telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihissalam).


فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25)
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”. (QS. Maryam [19]: 23-25).

Jadi menurut Al Qur’an Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus - September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D. 3000.
(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi).
ORANG MUSLIM MENGHADIRI PERAYAAN NATAL
Haram menurut Fatwa MUI tanggal 7 Maret 1981. Effeknya Hamka jadi ketua umum berhenti enam bulan kemudian.
DEPAG minta supaya dipilah-pilah aspek ibadat dan aspek bukan ibadat pada perayaan Natal. Yang aspek ibadat haram, sedangkan yang bukan ibadat bolah.
Peringatan Natal berbeda jauh dengan peringatan maulid Nabi. Peringatan mauled nabi tidak menimbulkan konsekwensi apapun kepada pemeluk Islam.
Peringatan Natal pada tanggal 25 Desember bisa menjadi penghinaan kepada Nabi Isa, karena menjadikan hari penyembahan dewa matahari sebagai hari kelahiran beliau.
Diposting oleh a real railfans
Mitos kuno tentang usia pernikahan Siti Aisyah ra. Seorang teman kristen suatu kali bertanya kepada saya, "Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?" Saya terdiam.
Dia melanjutkan, "Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?" Saya katakan padanya, "Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini." Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya.
Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah. Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu.
Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh, sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang --walaupun tidak semuanya--, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut.
Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur di bawah 18 tahun, dan calon isteri di bawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam organisasi-organisasi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur di atas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.
Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solid pun selain penghormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis berumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya.
Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur 'Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadits. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya.
Beberapa hadits, yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadits-hadits tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.
Bukti 1:Pengujian Terhadap Sumber
Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadits yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadits serupa juga. Adalah aneh, bahwa tak ada seorang pun di Madinah, di mana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, padahal, kenyataan adanya banyak murid-murid di Madinah termasuk yang kesohor, Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal di sana dan pindah dari Madinah ke Iraq pada usia tua.
Tahzibut Tahzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadits, menurut Ya'qub ibn Shaibah mencatat : "Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq" (Tahzibut Tahzib, Ibn Hajar Al-`Asqalani, Dar Ihya al-Turath al-Islami, 15th century. Vol 11, hlm.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: "Saya pernah diberi tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq" (Tahzibut Tahzib, hlm. 50). Mizanul I`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup para periwayat hadits Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanul-I`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatul Athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, hlm. 301).
KESIMPULAN:
Berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah buruk dan riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam: Pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu, 610 M: turun wahyu pertama Abu Bakar menerima Islam, 613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat, 615 M: Hijrah ke Abyssinia. 616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam, 620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah, 622 M: Hijrah ke Yathrib (kemudian dinamai Medina), 623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah.
Bukti 2: Meminang
Menurut Tabari (dari riwayat Hisham ibn `Urwah, Ibn Hanbal dan Ibn Sa'd), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun. Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakar (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyahh dari 2 isterinya " (Tarikhul umam wal mamluk, Al-Tabari (died 922), Vol.4, hlm 50, Arabic, Darul fikr, Beirut, 1979). Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al-Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa Jahiliyah tahun 610 M.
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat Jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya, Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya. KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Bukti 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah as
Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah" (Al-isabah fi tamyizis sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol.4, hlm 377, Maktabatur Riyadh al-haditsa, al-Riyadh,1978). Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Hanbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah tak berdasar.
Bukti 4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'
ÿÿrMenurut Abdal Rahman ibn abi Zannad: "Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`lamal Nubala', Al-Zahabi, Vol.2, hlm 289, Arabic, Mu'assasatur risalah, Beirut, 1992). Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]" (Al-Bidayah wal nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, hlm 371, Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainnya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau beberapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wal nihayah, hlm. 372) Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 atau 74 H." (Tahzibut Tahzib, Ibn Hajar Al-Asqalani, hlm 654, Arabic, Bab fin nisa', al-harful alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun di tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah 622M). Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah. Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah, tahun di mana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katsir dan Abdur Rahman ibn Abi Zannad, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun. Dalam bukti 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti 4, Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18.?
KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

Bukti 5: Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadits Muslim, (Kitabul Jihad wal siyar, Bab karahiyatil Isti`anah fil ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar.
Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabul jihad wal siyar, Bab Ghazwil nisa' wa qitalihinna ma`ar rijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Ummi Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaiannya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb]."
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr. Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabul maghazi, Bab Ghazwatil khandaq wa hiyal ahzab): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tersebut."
Berdasarkan riwayat di atas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 tahun akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perang, dan (b) Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Di samping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang, sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
BUKTI 6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan (Sahih Bukhari, Kitabut Tafsir).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumah tangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M atau 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah dalam bahasa Arab) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat di atas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane's Arabic English Lexicon).
Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.
Bukti 7: Terminologi bahasa Arab
Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepadanya tentang pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah. Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun.
Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaimana kita pahami dalam bahasa Inggris "virgin". Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah "wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadits diatas adalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan." Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.
Bukti 8. Text Qur'an
Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit (tersirat) mengijinkan pernikahan seperti itu. Bahkan, ada sebuah ayat yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenai perlakuan anak Yatim yang juga valid diaplikasikan pada anak kita sendiri.
Ayat tersebut mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya." (Qs. 4:6).
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka terhadap kedewasaan "sampai usia menikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan. Di sini, ayat Qur'an menyatakan tentang butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas di atas, tidak ada seorang pun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tersebut secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibnu Hanbal (Musnad Ahmad ibn Hanbal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambil tugas sebagai isteri.
Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa Abu Bakar, seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 tahun dengan Nabi yang berusia 50 tahun. Sama
sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan, "berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannya adalah Nol besar.
Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan, sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya? Abu Bakar merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorang pun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karena itu menentang hukum-hukum al-Quran.
KESIMPULAN: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan al-Quran. Oleh karena itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
Bukti 9: Ijin dalam pernikahan
Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi syahnya sebuah pernikahan. Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat 'diautorisasi' sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakar --seorang laki-laki yang cerdas--, akan berpikir dan mananggapi secara keras tentang persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun. Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadits dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami tentang klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karena itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.
Summary:
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah SAW dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang Arab tidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradiksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibnu Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable.
Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri.
Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam. Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tersebut dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, al-Qur'an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab.
Diposting oleh a real railfans
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates